MAKALAH
AHLUSSUNNAH WALJAMA’AH
DOSEN PEMBIMBING :
OLEH :
1. MAHFUDZOTUL
BARIYYAH
2. AINUN FITRI
3. MAHFUFATURROHMAH
4. LINDA
WIJAYANTI
Kata pengantar
Puji syukur
penyusun panjatkan ke hadirat Allah subhanahu wata’ala,kerena berkat rahmat nya
kami bisa menyelesaikan makalah kami ILMU KALAM yang berjudul AHLUSSUNNAH
WALJAMA’AH ,makalah ini di ajukan guna memenuhi tugas mata kuliah ilmu kalam.
Kami mengucapkan
terimah kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat
di selesaikan tepat pada waktu nya.kritik dan saran yang bersifat membangun
sangat kami harap kan demi kesempurna’an makalah ini.
Semoga
makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfa’at untuk
pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
Lamongan,02 april 2015
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman Judul .............................................................................. i
Kata Pengantar ..... ii
Daftar Isi ........................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah........................................................... 1
B.
Rumusan Masalah
................................................................... 1
C.
Tujuan Masalah ....................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A.Sejarah ahlussunnah wal jama,ah ............................................ 2
B.
Devinisi
sejarah ahlussunnah wal-jama,ah ............................ 10
C.yang termasuk golongan ahlussunnah waljama,ah,......................................................
D.prinsip-prinsip ahlussunnah
waljama,ah...............................................................
BAB III PENUTUP
Kesimpulan
.....................................................................................12
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Istilah “Ahlusunnah Waljamaah” adalah sebuah istilah yang di
Indonesiakan
dan kataAhlusunnah Waljamaah” Ia merupakan rangkaian dari kata-kata
Ahl(Ahlun),berarti“galongan”atau“pengikut‟
Al-Sunnah
(al-Sunnatu), berarti “tabiat/perilaku jalan hidup/perbuatan yang
mencakupucapan dan tindakan Rasulullah SAW. yang berarti“dan atau “serta,
(al-jamaah), berarti „Jamaah” yakni jamaah para sahabat Rasul SAW.
Maksudnya
ialah perilaku atau jalan hidup para sahabat.Dengan
demikian,
maka secara etimologis, istilah “Ahlusunnah Waljamaah / golongan yang
senantiasa
mengikuti jalan hidup Rasul SAW. dan jalan hidup para sahabatnya. Atau,
golonganyang berpegang teguh pada Sunnah Rasul dan Sunnah (Tariqah) para
sahabat, lebih khusus lagi,
sahabat
empat (Abu Bakar, Umar bin Khatab, Usman bin „Affan, dan Ali bin Abi Talib).
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis menemukan beberapa masalah
seperti berikut:
1. Apa sejarah ahlussunnah wal jama,ah?
2. Ape devinisi ahlussunnah waljama,ah?
3. Apa prinsip-prinsip ahlussunnah wal jama,ah ?
4.apa saja golongan ahlussunnah wal jama,ah
C. TUJUAN MAKALAH
1. Untuk mengetahui sejarah ahlussunnah wal jama,ah
BAB 1
PENDAHULUAN
SEJARAH LAHIRNYA AHLUS SUNAH WALJAMA’AH
Dahulu di
zamaan Rasulullaah SAW. kaum muslimin dikenal bersatu, tidak ada golonganini
dan tidak ada golongan itu, tidak ada syiah ini dan tidak ada syiah itu, semua
dibawah pimpinan dan komando Rasulullah SAW. Bila ada masalah atau beda
pendapat antara parasahabat, mereka langsung datang kepada Rasulullah SAW.
itulah yang membuat para sahabatsaat itu tidak sampai terpecah belah, baik
dalam masalah akidah, maupun dalam urusanduniawi.Kemudian setelah Rasulullah
SAW. wafat, benih-benih perpecahan mulai tampak dan puncaknya terjadi saat
Imam Ali kw. menjadi khalifah. Namun perpecahan tersebut hanya bersifat
politik, sedang akidah mereka tetap satu yaitu akidah Islamiyah, meskipun saat
itu benih-
benih
penyimpangan dalam akidah sudah mulai ditebarkan oleh Ibin Saba‟, seorang yang
dalam
sejarah
Islam dikenal sebagai pencetus faham Syiah (Rawafid).Tapi setelah para sahabat
wafat, benih-benih perpecahan dalam akidah tersebut mulaimembesar, sehingga
timbullah faham-faham yang bermacam-macam yang menyimpang dari ajaran
Rasulullah SAW. Saat itu muslimin terpecah dalam dua bagian, satu bagian dikenal
sebagai golongan-golongan ahli bid‟ah, atau kelompok -kelompok sempalan
dalam Islam, sepertiMu‟tazilah, Syiah (Rawafid), Khowarij dan lain-lain. Sedang
bagian yang satu lagi adalah golongan terbesar,yaitu golongan orang-orang yang
tetap berpegang teguh kepada apa-apa yang dikerjakan dan diyakini oleh
RasulullahSAW bersama sahabat-sahabatnya. Golongan yangterakhir inilah yang
kemudian menamakan golongannya dan akidahnya Ahlus SunnahWaljamaah. Jadi
golongan Ahlus Sunnah Waljamaah adalah golongan yang mengikuti sunnah-sunnah
nabi dan jamaatus shohabah.Hal ini sesuai dengan hadist Rasulullah SAW : bahwa
golongan yang selamat dan akan masuk surga (al-Firqah an Najiyah) adalah
golongan yang mengikuti apa-apa yang aku(Rasulullah SAW) kerjakan bersama
sahabat-sahabatku.Dengan demikian akidah Ahlus Sunnah Waljamaah adalah akidah
Islamiyah yangdibawa oleh Rasulullah dan golongan Ahlus Sunnah Waljamaah adalah
umat Islam. Lebih jelasnya, Islam adalah Ahlus Sunnah Waljamaah dan Ahlus
Sunnah Waljamaah itulah Islam.
Sedang
golongan-golongan ahli bid‟ah, seperti Mu‟tazilah, Syiah(Rawafid) dan
lain-lain, adalah golongan yang menyimpang dari ajaran Rasulullah SAW yang
berarti menyimpang dari ajaranIslam.Dengan demikian akidah Ahlus Sunnah
Waljamaah itu sudah ada sebelum Allahmenciptakan Imam Ahmad, Imam Malik, Imam
Syafii dan Imam Hambali. Begitu pula sebelum
timbulnya
ahli bid‟ah atau sebelum timbulnya kelompok
-kelompok
sempalan. Akhirnya yang perlu diperhatikan adalah, bahwa kita sepakat
bahwa Ahlul Bait adalah orang-orang yang
mengikuti
sunnah Nabi SAW. dan mereka tidak menyimpang dari ajaran nabi. Mereka tidak
dari
golongan
ahli bid‟ah, tapi dari golongan Ahlus Sunnah.
DEVINISI AHLUSUNNAH WAL JAMA’AH
Istilah
“Ahlusunnah Waljamaah” adalah sebuah istilah yang di
Indonesiakan
dan kataAhlusunnah Waljamaah” Ia merupakan rangkaian dari kata-kata
Ahl(Ahlun),berarti“galongan”atau“pengikut‟
Al-Sunnah
(al-Sunnatu), berarti “tabiat/perilaku jalan hidup/perbuatan yang mencakupucapan
dan tindakan Rasulullah SAW. yang berarti“dan atau “serta, (al-jamaah), berarti
„Jamaah” yakni jamaah para sahabat Rasul SAW.
Maksudnya
ialah perilaku atau jalan hidup para sahabat.Dengan
demikian,
maka secara etimologis, istilah “Ahlusunnah Waljamaah / golongan yang
senantiasa mengikuti
jalan hidup Rasul SAW. dan jalan hidup para sahabatnya. Atau, golonganyang
berpegang teguh pada Sunnah Rasul dan Sunnah (Tariqah) para sahabat, lebih
khusus lagi,
sahabat
empat (Abu Bakar, Umar bin Khatab, Usman bin „Affan, dan Ali bin Abi Talib).
Selanjutnya,
jalan hidup Rasul SAW. tidak lain ialah ekspresi nyata dari isi kandungan
al-Quran.
Ekspresi
nyata tersebut kemudian biasa diistilahkan dengan “al-Sunnah” atau “al-Hadits‟
Kemudian,
al-Quran sebagai Wahyu Ilahi, terkemas sendiri dalam mushaf al-Quran al
Karim”,sedangkan ekspresi nyatanya pada diri Rasul SAW. pun terkemas secara
terpisah dalam “mushaf
al-sunnah,
al-hadits‟ seperti dalam Shahih Bukhar i, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud,
sunanAl Tirmizi, Sunan al-Nasai, dan Sunan Ibnu Majah, serta Kitab-kitab al
Hadits yang disusun oleh para ulama lainnya.Sementara itu, para sahabat,
khususnya sahabat empat; adalah generasi pertama dan utama dalam melazimi
“Perilaku Rasulullah SAW., sehingga jalan hidup mereka praktis merupakan
penjabaran
nyata dan petunjuk al-Quran dan al-Sunnah. Setiap langkah hidupnya,
praktismerupakan aplikasi dari norma-norma yang terkandung dan dikehendaki oleh
ajaran Islam, serta mendapat petunjuk dan kontrol langsung dari baginda Rasul
SAW. Oleh karena itu, jalan hidupmereka relatif terjamin kelurusannya dalam
mempedomani ajaran Islam, sehingga jalan hidupmereka pulalah yang paling tepat
menjadi rujukan utama setelah jalan hidup Rasul SAW.Adapun wujud kongkritnya,
Ahlussunnah Waljamaah tidak lain ialah golongan yangsenantiasa berpegang teguh
terhadap petunjuk al-Quran dan al Sunnah al Sahihah. Artinya dalam segala hal
selalu merujuk kepada petunjuk al-Quran dan al-Sunnah. Dengan kata
lain,Ahlussunnah Waljamaah ialah golongan yang senantiasa mengikuti jejak hidup
Rasul SAW. dan
jejak
hidup para sahabatnya, dengan senantiasa berpegang teguh kepada al-Qunan dan
A-Sunnah.
“Dari
sahabat Abu Hurairah ra. dia berkata, bahwasanya Rasulullah SAW. bersabda :
UmatYahudi telah pecah menjadi 71 golongan dan umat Nasrani terpecah menjadi 72
golongan.
Sementara
umatku bakal pecah menjadi 73 golongan” (Abu Dawud, al-Tirmizi,
al- Nasa‟i, IbnuMajah).
Hadits ini,
tidak secara tegas menyatakan adanya golongan yang disebut
“AhlussunnahWaljamaah”. Tetapi baru diisyaratkan bakal terpecahnya umat Rasulullah
SAW menjadi 73
golongan
(firqah). Maka golongan ahlussunnah Waljamaah berarti salah satu dari
ke-73golongan tersebut.
YANG TERMASUK GOLONGAN AHLUSSUNAH WALJAMA’AH
Akidah
Ahlus Sunnah Waljamaah adalah akidah yang diyakini oleh Rasulullah SAW bersama
sahabat-sahabatnya, yang saat itu dikenal dengan akidah Islamiyah. Sedang
golonganAhlus Sunnah Waljamaah adalah golongan yang berpegang dengan apa-apa
yang diyakini dandikerjakan oleh Rasulullah SAW bersama
sahabat-sahabatnya.Dasar mereka adalah sabda Rasulullah SAW yang berbunyi :
:“ Golongan yang
selamat dan akan masuk surga adalah golongan yang berpegang dengan apa-apa yang
aku kerjakan bersama sahabat-
sahabatku.”
Mengetahui
siapa Ahlus Sunnah Wal Jama‟ah adalah perkara yang sangat penting dan
salah satu
bekal yang harus ada pada setiap muslim yang menghendaki kebenaran
sehinggadalam perjalanannya di muka bumi ia berada di atas pijakan yang benar
dan jalan yang lurus
dalam
menyembah Allah Subhanahu wata‟ala sesuai dengan tuntunan syariat yang hakiki
yangdibawa oleh Rasulullah shalallahu „al
ai wassallam
empat belas abad yang lalu.
Pengenalan
akan siapa sebenarnya Ahlus Sunnah Wal Jama‟ah telah ditekankan sejak
jauh-jauh
hari oleh Rasulullah kepada para sahabatnya ketika beliau berkata kepada mereka
:
ikutilah
jalan itu dan jangan kalian mengikuti jalan-jalan (yang lain) maka kalian
akanterpecah dari jalanNya”.
PRINSIP-PRINSIP
AHLUS SUNNAH WAL JAMAAH
Prinsip-prinsip
tersebut teringkas dalam butir-butir berikut:Prinsip pertama: beriman kepada Allah,
para malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya, Rasul- rasul- Nya, Hari Akhir dan
Taqdir baik dan buruknya.1.
1.Iman
kepada Allah:Beriman kepada Allah artinya: berikrar dengan macam-macam tauhid
yang
tiga serta
beri‟tiqad dan mengamalkannya, yaitu: tauhid
Rububiyah
, tauhidUluhiyah, dantauhidAsma’ dan sifat
Adapun
tauhid Rububiyahadalah mentauhidkan segala apa yang dikerjakanAllah baik
mencipta, memberi rizki, menghidupkan dan mematikan; dan bahwasanya Diaitu
adalah Raja dan Penguasa segala sesuatu.
TauhidUluhiyah
artinya: mengesakan Allah melalui segala pekerjaanhamba yang dengan itu mereka
dapat mendekatkan diri kepada Allah, apabila memanghal itu disyariatkan oleh-
Nya,
seperti: berdo‟a, takut, berharap, cinta, penyembelihan,
nadzar,
isti'anah, istighatsah, minta perlindungan, shalat, puasa, haji, berinfaq di
jalanAllah dan segala apa saja yang disyariatkan dan diperintahkan Allah dengan
tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun baik seorang malaikat, nabi,
wali, maupunyang lainnya
.2.Iman
kepada para Malaikat-Nya:Yakni membenarkan adanya para malaikat, dan bahwasanya
mereka itu adalahmakhluk dari sekian banyak makhluk Allah, diciptakan dari
cahaya. Allah menciptakanmalaikat dalam rangka untuk beribadah kepada-Nya dan
menjalankan perintah-perintah- Nya di dunia ini3.
3.Iman
kepada Kitab- kitab-Nya:Yakni membenarkan adanya Kitab-kitab Allah beserta
segala kandungannya baik yang berupa hidayah (petunjuk) dan cahaya serta
mengimani bahwasanya yangmenurunkan Kitab-kitab itu adalah Allah sebagai petunjuk
bagi seluruh manusia. Dan bahwasanya yang paling agung di antara sekian
banyak kitab-kitab itu adalah tiga kitabyaitu; Taurat, Injil, dan Al-
Qur‟an, dan
di antara kitab agung di atas yang teragung lagi
adalah Al-
Qur‟an yang
merupakan mukjizat yang agung.
4. Iman
kepada para Rasul:Yakni membenarkan semua rasul-rasul, baik; yang Allah
sebutkan nama merekamaupun yang tidak, dari yang pertama sampai yang terakhir,
dan penutup para nabi
tersebut
adalah nabi kita Muhammad
. Artinya
pula, beriman kepada para rasulseluruhnya dan beriman kepada nabi kita secara
terperinci, serta mengimani bahwa beliauadalah penutup para nabi dan para rasul
serta tidak ada nabi sesudahnya.Maka barangsiapa yang keimanannya kepada para
rasul tidak demikian berarti diatelah kafir.Termasuk pula beriman kepada para
rasul adalah tidak melalaikan dan tidak berlebih-lebihan terhadap hak mereka.
Berbeda dengan kaum Yahudi dan Nasrani yang berlebih-lebihan terhadap para
rasul mereka, sehingga mereka menjadikan dan memperlakukan para rasul itu
seperti memperlakukannya sebagai tuhan (Allah), Iman kepada hari kiamat:Yakni
membenarkan apa-apa yang akan terjadi setelah kematian dari hal-hal yangtelah
diberitakan Allah dan Rasul-Nya; tentang adzab dan nikmat qubur, hari
kebangkitandari qubur, hari berkumpulnya manusia di padang mahsyar, hari
perhitungan danditimbangnya segala amal perbuatan, dan pemberian buku catatan
amal dengan tangankanan atau tangan kiri, tentang jembatan ( shirath),
serta surga atau neraka, di samping itukeimanan untuk bersiap sedia dengan
amalan shaleh, dan meninggalkan amalan buruk serta bertaubat
meninggalkannya.Dan sungguh telah mengingkari adanya hari akhir orang-orang
musyrik dan kaumdahriyyun, sedang orang-orang Yahudi dan orang-orang Nashrani
tidak mengimani halini dengan keimanan yang benar sesuai dengan tuntunan, walau
mereka beriman akanadanya hari akhir.5.
5.Imam
kepada takdir:Yakni beriman bahwasanya Allah itu mengetahui apa-apa yang telah
terjadi dan yangakan terjadi; menentukan dan menulisnya di
Lauh
Mahfudz
; dan
bahwasanya segalasesuatu yang terjadi, baik maupun buruk, kafir, iman, taat,
maksiat, itu telah dikehendaki,
ditentukan,
dan diciptakan-Nya, dan bahwasanya Allah itu mencintai ketaatan danmembenci
kamaksiatan.Sedang hamba Allah itu mempunyai kekuasaan, kehendak, dan kemampuan
memilihterhadap pekerjaan-pekerjaan yang menghantar mereka kepada ketaatan
ataukemaksiatan, akan tetapi semua itu mengikuti kemauan dan kehendak Allah.
Berbedadengan pendapat golongan
Jabariyah
yang
mengatakan bahwa manusia terpaksa dengan pekerjan-pekerjaannya, tidak
memiliki pilihan atau kemampuan, sebaliknya golongan
Qadariyah
mengatakan
bahwasanya hamba itu memiliki kemauan yang berdiri sendiridan bahwasanya dialah
yang menciptakan pekerjaannya, kemauan dan kehendak ituterlepas dari kemauan
dan kehendak Allah.Dengan ayat ini Allah menetapkan adanya kehendak bagi setiap
hamba sebagai bantahan terhadap golongan
Jabariyah
yang
ekstrim, bahkan menjadikannya sesuaidengan kehendak Allah, dalam saat yang
sama, juga merupakan bantahan atas golongan
Qadariyah
. Dan
beriman kepada takdir dapat menimbulkan sikap sabar saat seoranghamba
menghadapi berbagai cobaan dan menjauhkannya dari segala perbuatan dosa
danhal-hal yang tidak terpuji, bahkan dapat mendorong orang tersebut untuk giat
bekerja danmenjauhkan dirinya dari sikap lemah, takut dan malas.
Prinsip
kedua:Dan di antara prinsip-prinsip Ahlus Sunnah Wal Jamaah adalah: bahwasanya
iman itu perkataan, perbuatan, dan keyakinan yang bisa bertambah dengan
ketaatan dan bisa berkurangdengan kemaksiatan, maka iman itu bukan hanya
perkataan dan perbuatan tanpa keyakinansebab yang demikian itu merupakan
keimanan kaum munafiq, dan bukan pula iman itu hanya
sekedar
ma‟rifah (pengetahuan) dan meyakini tanpa ikrar dan amal. Sebab yang demikian
itu
merupakan
keimanan orang-orang kafir yang menolak kebenaran.Bukan pula iman itu hanya
satu keyakinan dalam hati atau perkataan dan keyakinan tanpaamal perbuatan,
karena yang demikian adalah keimanan golongan Murjiah, Allah sering
kalimenyebut amal perbuatan termasuk imanPrinsip ketiga:Dan di antara
prinsip-prinsip aqidah Ahlus Sunnah Wal Jamaah adalah bahwasanya merekatidak
mengkafirkan seseorang dari kaum muslimin kecuali apabila dia melakukan
perbuatanyang membatalkan keislamannya. Adapun perbuatan dosa besar selain
kemusyrikan dan tidak ada dalil yang menghukumi pelakunya sebagai kafir,
misalnya meninggalkan shalat karenamalas, maka pelaku (dosa tersebut) tidak
dihukumi kafir akan tetapi dihukumi fasiq dan imannyatidak sempurna. Apabila ia
mati sedang dia belum bertaubat maka dia berada dalam kehendak Allah. Jika
Ia berkehendak Ia akan mengampuninya dan jika Ia berkehendak Ia
akanmengazdabnya, namun si pelaku tidak kekal di neraka,Dan madzhab Ahlus
Sunnah Wal Jamaah dalam masalah ini pertengahan antara Khawarijyang
mengkafirkan orang-orang yang melakukan dosa besar walau bukan termasuk syirik,
danMurjiah yang mengatakan si pelaku dosa besar sebagai mukmin sempurna
imannya, dan merekamengatakan pula suatu dosa maksiat tidak mengurangi iman,
sebagaimana tak berguna suatu perbuatan taat dengan adanya
kekafiran.Prinsip keempat:Dan di antara prinsip-prinsip Ahlus Sunnah Wal Jamaah
adalah wajib taat kepada pemimpinkaum muslimin selama mereka tidak
memerintahkan untuk berbuat maksiat. Apabila merekamemerintahkan berbuat
maksiat di kala itu kita dilarang untuk mentaatinya namun tetap wajibtaat dalam
kebenaran lainnya, sebagaimana firman Allah
“Hai
orang -orang yang beriman, taatlah kamu kepada Allah dan taatlan kepada
Rasul serta
para
pemimpin di antara kalian ..”
(QS. An
Nisaa: 59).
Dan sabda
Nabi“Dan aku berwasiat kepada kalian agar kalian bertaqwa kepada Allah dan
mendengar dantaat walaupun yang memimpin kalian seorang budak”
BAB 111
KESIMPULAN
Istilah
“Ahlusunnah Waljamaah” adalah sebuah istilah yang di
Indonesiakan
dan kataAhlusunnah Waljamaah” Ia merupakan rangkaian dari kata-kata
Ahl(Ahlun),berarti“galongan”atau“pengikut‟
Al-Sunnah
(al-Sunnatu), berarti “tabiat/perilaku jalan hidup/perbuatan yang
mencakupucapan dan tindakan Rasulullah SAW. yang berarti“dan atau “serta,
(al-jamaah), berarti „Jamaah” yakni jamaah para sahabat Rasul SAW.
Maksudnya
ialah perilaku atau jalan hidup para sahabat.Dengan
demikian,
maka secara etimologis, istilah “Ahlusunnah Waljamaah / golongan yang
senantiasa
mengikuti jalan hidup Rasul SAW. dan jalan hidup para sahabatnya. Atau,
golonganyang berpegang teguh pada Sunnah Rasul dan Sunnah (Tariqah) para
sahabat, lebih khusus lagi,
sahabat
empat (Abu Bakar, Umar bin Khatab, Usman bin „Affan, dan Ali bin Abi Talib).
Akidah Ahlus
Sunnah Waljamaah adalah akidah yang diyakini oleh Rasulullah SAW bersama
sahabat-sahabatnya, yang saat itu dikenal dengan akidah Islamiyah. Sedang
golonganAhlus Sunnah Waljamaah adalah golongan yang berpegang dengan apa-apa
yang diyakini dandikerjakan oleh Rasulullah SAW bersama
sahabat-sahabatnya.Dasar mereka adalah sabda Rasulullah SAW yang berbunyi :
:“ Golongan
yang selamat dan akan masuk surga adalah golongan yang berpegang dengan apa-apa
yang aku kerjakan bersama sahabat-
sahabatku.”
Mengetahui
siapa Ahlus Sunnah Wal Jama‟ah adalah perkara yang sangat penting dan
salah satu
bekal yang harus ada pada setiap muslim yang menghendaki kebenaran
sehinggadalam perjalanannya di muka bumi ia berada di atas pijakan yang benar
dan jalan yang lurus